Wednesday, November 26, 2014

Professional Project: Behind The Scene

Fuh, hari ini bener-bener tenaga gua dan temen-temen berasa dikuras. Kami pulang kuliah jam 12 siang. Abis itu janjian buat take adegan di lokasi syuting jam 1. Tapi karena ujan nggak mengijinkan kita buat mulai take jam segitu, akhirnya jadwalnya molor. Mulai dari jam 3 sore, kita take adegan sampe jam 5 sore. Abis itu pulang bentar buat memenuhi kebutuhan badan dan perut (baca: mandi dan makan), dan jam 7 malem kita take adegan lagi sampe jam setengah sepuluh malem. Bener-bener bikin capek jiwa raga deh. Padahal hari ini, gue pengen santai-santai di kamar sambil surfing di Cybeworld mumpung nggak ada jadwal kuliah malem. Tapi jadwal syuting berkata lain. Setelah gue pelototin lagi, ternyata gue harus mampu menerima kenyataan bahwa hari-hari libur gue di bulan November sampe Desember kayaknya harus banyak dihabiskan dengan keliling-keeliling lokasi syuting. Sungguh itu gue anggap sebagai penistaan terhadap hari libur. Secara gitu, disaat enak-enaknya tidur, tiba-tiba Bang Produsernya SMS kalo ada jadwal syuting. Hooo... nggak bisakah jadwalnya sedikit ramah lingkungan gitu? Gue nggak munafik lho. Meskipun gue adalah sutradara dalam tuh film, gue juga masih seorang manusia yang mencintai hari libur. So, kadang gue pun agak males berangkat. Apalagi kalo lagi berduaan sama pacar (baca: laptop) gue. Rasanya itu bagaikan Romeo yang dipaksa buat ninggalin Juliet.
Oke, balik ke masalah proyek. Kalo diliat statistiknya pake persentase, gue rasa itu film udah jalan sekitar 25-30%. Angka segitu menurut gue udah cukup bagus mengingat betapa binalnya temen sekelas gue dalam pembuatan film. Ada yang mukanya preman, ada yang weird, ada yang aksennya lucu, bahkan sampe ada yang pasrah aja mau ditaruh di peran apa. Sangat complicated emang manusia-manusia di kelas gua. Padahal kelas gue kebagian genre film drama. Tapi, setelah gue liat-liat, rasanya nggak ada wajah-wajah yang pas buat jadi pemeran seandainya gua mau bikin cerita kayak Romeo dan Juliet, atau Putri Salju dan 7 kurcaci. Nyaris semua cowoknya muka-muka rebel, sedangkan ceweknya muka-muka mirip cabe-cabean semua. Lalu gimana dengan muka gue sendiri? Gue yakin, lebih dari 90% responden yang ditanyain, bakalan bilang kalo gue bermuka mesum. Apalagi kalo nanyanya ke temen sekelas gue. Pasti 100% bilang iya kalo ditanya apakah gue mesum. Hell yeah. Akhirnya, karena segala kekurangan tersebut, gue pun nyuruh si Scriptwriter buat bikin cerita cinta yang ada actionnya buat menyesuaikan dengan muka-muka preman yang ada di kelas gua. Awalnya para preman itu hampir mogok main karena mereka nggak suka pas tau kalo kelas kita kebagian genre drama. Tapi setelah gue jelasin konsepnya, mereka pun setuju dan akhirnya terwujudlah judul "The Bad Guy's Journal: Save The Good Girl". Kalo diliat sekilas mungkin mirip Punk In Love. Tapi kemiripannya cuma 20% mungkin karena gue nggak terlalu hobi memplagiat. Dalam perjalanan mencari pemeran, agak susah nyari orang yang cocok buat jadi tokoh yang romantis karena di kelas gue rata-rata anaknya bermuka datar, slenge'an, dan bahkan mesum kayak gue. Tapi setelah melalui perenungan panjang dan sedikit maksa kepada si orang agar mau jadi pemeran tokoh utama, akhirnya doi mau. Yang susah lagi adalah tentang sudut pengambilan gambar. Nggak ada satupun manusia di kelas gue yang tahu banyak tentang ini. Apalagi cewek-ceweknya yang tahunya cuma ngangkat tongsis setinggi-tingginya. Hell yeah. Tapi akhirnya kita otodidak dan hasilnya lumayan lah dibanding kena topan mengingat segala macam keterbatasan properti buat audio visual. Gue pun kemudian sangat menikmati kerjaan gue sebagai sutradara yang memimpin jalannya syuting yang dibintangi oleh manusia-manusia binal dari kelas gue. Awalnya memang agak sulit buat menyatukan pendapat tentang unsur-unsur intrinsik maupun ekstrinsik dari proyek film ini. Tapi seiring waktu, kami makin solid dan enjoy dengan apa yang harus kita kerjakan. Kualitas pun sedikit demi sedikit mulai merangkak naik satu senti lebih baik. Dan gue bangga dengan mereka karena mereka mau belajar demi kepentingan bersama. Yah, semoga apa yang gue temen-temen gue inginkan dapat tercapai tepat waktu dan hasilnya nggak mengecewakan. Amin. Berikut gue lampirkan beberapa foto di sela-sela take adegan.
 Kiri-kanan: Dedy, Yogie, Firman

 Lagi diskusi sama Mas Produser (paling kiri)

 Pemain dalam berbagai pose di sela-sela syuting

 Kiri-kanan: Bang Produser lagi istirahat bentar bareng Kameramen 1

Paling kiri: pemeran antagonis yang sempet-sempetnya minta difoto

No comments:

Post a Comment